RSS Feed

Tuesday, October 06, 2009

Tulisan Tengah Malam


29 September 2009
Waktu menunjukkan 1.30 malam lebih sedikit.

Si Aku terbangun dan baru menyadari kalau dirinya tergeletak di lantai kamar. Seraya bergumam, owh…ketiduran –lagi- di bawah. Masih sambil dengan mata yang sedikit tertutup dan terbuka, antara ada dan tiada, tangannya meraba2 daerah sekitarnya yang tak luas. Iiihhh…si hape kamana sih, begitu kira2 pikirnya meronta setelah sekian detik yang dicari tak kunjung bisa dipegang. Yah sudahlah, menyerah, mungkin tertinggal di atas ranjang.


Masih dalam keadaan terkapar di lantai –yang kalau di Bandung dulu mah pasti dingin banget- kemudian si Aku memutar pikirannya ke masa sebelum dirinya saat ini, berada di kos2an ini, terdampar –yang dia harap hanya sementara waktu- di Surabaya dengan suhu hariannya yang selalu tinggi, selalu panas. Cukup membuat si Aku teh jarang bepergian. Rutenya selalu sama dari hari ke hari, kosan-kampus (basecamp)-kosan, atau kalau saat pulang ada yang mau dibeli dulu jadinya begini: kosan-kampus-Alfa mart-kosan. Yaaahhh…ga jauh2lah dari jalur itu.

Awalnya senang akan berada jauh –lagi- dari rumah. Setelah sebelumnya tinggal beberapa tahun di Bandung (duuuhhh Bandung, I miss u so…) lalu mencari pengalaman di salah satu ponpes swasta di daerah Cipanas, dan…disinilah sekarang si Aku menjejakkan kakinya: Surabaya, yang terkenal dengan patung ikan dan buayanya.

Tuh…lihat si Aku dengan patung 2 makhluk itu. Tapi jadi teringat komentar seorang teman, “sejak kapan patung Surabaya ada ketek-nya??” (ketek = monyet, Jawa mode: On). Waduwh…ga sopan pisan ngatain Aku ketek, ayu begini kok disamain sama nyemot, sungguh menohok.

Kupikir akan sebentar di Surabaya, tapi…setelah pengumunan beasiswa yang terakhir tanggal 15 September 2009 lalu kurasa sisa tahun perkuliahan akan kuhabiskan di tempat ini. What a pity…

Sedih sih belum bisa mewujudkan mimpi sekolah di luar negeri, tapi kemudian si Aku berpikir, apa karena itu lantas dia bisa menyia2kan kesempatan meraih master cuma2 meski di dalam negeri?

Seharusnya teh si Aku bersyukur yah, dia masih bisa mewujudkan mimpinya yang lain: kuliah master gratisan, hehe…Secara kuliah dengan biaya sendiri buat si Aku mah gede pisan. Alhamdulillah ya Rabb…makasih buat kesempatan menjalani kuliah master gratisan ini…tapi beasiswa doktor ke luar negeri ya Rabb ya…hehe anggeur…aamiiiinnn...

1 comment:

mancung said...

haha...aq inget kayaknya deh yg ngmg 'ketek' itu sp.. Jadi ketawa sdr ni bu...

Post a Comment