RSS Feed

Monday, December 13, 2010

Another Humz

Haaiiii...just want u to know, if u knock this humz's door and u did not find me, please check me in another humz then...http://mysouldeclaration.wordpress.com/ c u there guys ;)

Sunday, December 12, 2010

Masanya

Dan segala sesuatu itu akan ada di masanya. Tiba sesuai waktu yg dijanji Pemilik raya. Tak mengalami perlambatan pun ketergesaan di milisekonnya. Semuanya telah ditakar sesuai kadar. Ketika yg diharap dalam hidup belum kunjung menyapa, bahkan saat doa2 sudah kian terlafadz di luar kepala, bukan berarti Tuhan tak cinta lantas mengabaikan pinta hambaNYA. Justru Tuhan menyimak setiap aksara yg dilantun dengan setumpuk asa itu. Jangankan pada rentang frekuensi suara paling rendah yg bisa didengar manusia, gumaman hati pun Tuhan tak lewati barang seabjad kata. Jadi masih perlukah menebalkan ragu di dinding jiwa??


Tuhan tak diam pada tangan2 yg ditengadahkan calon ibu dan ayah yg meminta suara riuh celoteh putra di bilangan usia mereka. Tak mungkin bertindak semena2 pada kerasnya ikhtiar yg dilakukan seorang pemuda mencari penghidupan yg menjadi tanggungannya. Tak serta merta tak mengindahkan wajah2 hamba yg telah cukup waktu untuk menggenapi dan menjaga agamanya dengan menikah.


Tuhan tak kemudian lalai pada baik2nya doa tentang apa saja yg manusia bisa mohonkan di semua situasi, ketika menjumpai hambatan menuju keberhasilan, menunggu masa2 melahirkan untuk ibu2 yg hamil, saat mereka yg sekolah menempuh ujian, harap2 cemas bagi siapa saja terpisah jauh dari keluarga, bahkan saat org2 menghadapi keadaan yg jauh lebih rumit dari cobaan. Banyaklah rupanya.


Boleh jadi ada ruang yg Tuhan cipta untuk manusia maknai melalui sabarnya. Ada latihan2 untuk menjadi siap dan kuat bahkan layak di detik hari2nya. Ada masa tunggu yg perlu digenapi sebelum pada akhirnya senyum indah merekah di wajah. Tuhan ingin lihat sedikit lagi kesungguhan ikhtiar dari harapan2 yg terlantun santun itu. Apakah pupus sebab tergerus keadaan dan reaksi psikis yg turun naik, atau malah memilih menegar tak ikut arus meski hanya dipagari batang2 ringkih.


“Fase itu berat,” mungkin yg merasakannya berkomentar begitu. Ya, bisa jadi benar. “Eksplanasi klise,” lainnya dengan wajah agak sedikit ditekuk berseloroh. Ah ya, mungkin itu juga tak salah. Apalagi ketika sebuah jawab begini dilebur ke udara, “sudah takdir”. Iya, takdir.


Semuanya lantas menjadi gagu. Alibinya dicekal ragu. Mulut terkatup kaku. Dan barisan kata pun akhirnya dibungkam kelu. Mungkin, itu jawaban pamungkas ketika ada yg ‘ngeyel’ soal ‘kenapa jalan saya begini, kenapa org lain begitu’ dan gagal mensyukurinya di kejadian pertama ketika ketentuan Tuhan itu ada di jalannya.


Tapi hati manusia yg bisa menentukan apakah setiap tingkatan peristiwa di kehidupannya itu berat atau ringan. Sebab sekerat organ kecil itu mampu mengubah sempit menjadi lapang, atau sebaliknya. Dan alur takdir ada bukan tanpa alasan. Dengan atau tanpa sepengetahuan manusia. TakdirNYA ada bukan untuk menumpulkan iman, melainkan menajamkannya hingga benar2 terhujam tak tergantikan.


KetentuanNYA ada agar manusia yakin tak ada sesuatu apapun yg berhak dikultuskan selain catatan rapi tanpa cela di Lauhul Mahfuzh itu. Tentu saja tak ada yg mampu menafikan bahwa Tuhan menuliskan jalan cerita manusia dengan sebaik2 pena dan tinta.


Pada masanya setiap tanya ‘kenapa’ itu akan selalu ada jawabnya ‘karena’. Cukup minta kata sabar pada Tuhan hingga huruf demi huruf itu berintegrasi menjadi sebuah jawaban yg terang. Dan tentu, sabar di kejadian pertama, yg tak ada pahala lain yg menandinginya kecuali Surga (hadits qudsi). Sabar yg tak diawali marah, keluh kesah, apalagi putus asa.


Allohua’lam.


***


Dan saya pun belajar kian dalam tentang kejadian2 yg datang dan pergi sesuai waktunya…

Saturday, December 11, 2010

Rumah, Aku Rindu...

Apa kabar rumah?? Hmm lama rasanya tak menjengukmu, maaf...Setelah aku periksa kembali, ternyata terakhir aku menyambangimu sekitar 6 bulan lalu. Waahh setengah tahun!! Bilangan waktu yg tak sedikit jika dikonversi ke detik. Selama itu pula, banyak hal yg terjadi, beberapa peristiwa datang dan pergi, mulai dari yg sepele hingga yg membuat diri ini harus benar2 menjauh sesaat dari hiruk pikuk semesta. Haha, tampak berlebihan ya?? Hmm...tapi syukurnya apa yg terjadi masih di batas wajar, masih bisa diatasi sendiri.

Ahh rumah...aku rindu...

Wednesday, June 02, 2010

Dan Biarkan -Seuntai Doa untuk Gaza-

Dan biarkan jemari uji menggenggammu sesaat, sahabat. Agar mereka tersadar bahwa ketika itulah kekuatanmu justru terpancar. Meski mereka membayangi di seluruh wajah takdir, sehingga melulu terlihat sinis layaknya sipir yang menyinyir, bahkan membenamkanmu hingga ke batas nadhir, tapi tak menghilangkan pesonamu sedikitpun di mata semesta dan mungkin hingga kelak di hari akhir. Justru mereka akan mengingat bahwa ketakutan yang mungkin terlukis pada sekujurmu, tak akan seinchi pun mengantarkan pada kekalahan, sebaliknya, akan menjadi daya tak terkalahkan yang menghujam dalam diingatan mereka, rezim yang sudah tak lagi layak disebut manusia.

Biarkan bunyi mesiu dan rungsingan tank2 baja itu menggelegar di udaramu, wahai hamba yang sedang dikuntit waktu. Agar mereka melihat betapa dahsyatnya kobaran cintamu mempertahankan tanah kiblat pertama meski nyawa jadi penukarnya. Sungguh, dentuman meriam yang mereka hamburkan pada langitmu akan jadi isyarat kemenangan perang yang telah coba2 mereka genderangkan. Tak akan sedikitpun menyurutkan gentarmu pada mereka yang tak memiliki nurani kemanusiaan. Sebab kau punya iman yang menguatkan, sebab kau punya saudara sepemahaman yang siap bersama2 menerjang badai ujian, sebab kau punya Tuhan yang sehembus nafasmu pun tak akan pernah tinggal diam dan membiarkanmu berjalan sendirian. Ya, ada DIA, Allohurobbuna, Tuhan penggenggam kemenangan.

Meski bangunan tua telah porak-poranda, meski jalan2 digelimangi jiwa yang syahid dan bertemu Tuhannya, meski udara disesaki hembusan angin duka dan luapan airmata, meski pro-kontra dunia atas kejahatan perang yang dilakukan mereka para rezim berkecamuk tak tentu arah, meski bantuan dari para relawan terhenti di jalur Gaza bahkan menjadi korban keganasan mereka rezim yang haus darah sesamanya, meski sudah tak terkatakan berapa jumlah ketakutan-kehilangan-kerusakan-penderitaan-kesedihan-kekalutan-ah semuanya, meski kami disini hanya punya doa, tetaplah kuat saudaraku.

Tetaplah berada pada shaf yang satu. Dan ketika perjuangan ini mengembalikanmu pada Tuhanmu, sungguh, bukan kesedihan yang akan berpendar di udara, melainkan isak bahagia sebab kau tengah tersenyum bertemu dengan Tuhanmu. Manusia2 yang Tuhan laknat itu boleh tertawa kearahmu, sebab mereka tak tahu bahwa remuknya ragamu tak berarti melantakkan azzamu. Tak perlu risau sebab ratusan batu yang seharusnya terlontar dari tanganmu pada bengis2 rezim itu tak menemukan tuannya kembali, percayalah syahidmu akan diiringi lahirnya jundi2 baru yang siap melanjutkan perjuanganmu.

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. –Q.S. Ali Imron (3) ayat 169

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang2 yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Alloh?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu amat dekat. –Q.S. Al Baqarah (2) ayat 214

Doa2 kami terlafadz selalu untukmu, wahai penghuni tanah yang dijanji waktu.

***

Ketika lisan kehabisan kata mengungkap bahana duka pada mereka hamba2 yang sedang diuji Tuhannya di Palestina. Hanya doa, sungguh, hanya itu yang kami, khususnya aku, punyai untukmu, saudaraku.

Sunday, May 02, 2010

TAWA DALAM WAJAH SENDU PENDIDIKAN BANGSA

Indonesia Berprestasi

Tanggal 26 April 2010 lalu mungkin menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu sekaligus tidak akan terlupa bagi siswa-siswi kelas XIII SMA se-Indonesia. Betapa tidak, di tanggal itu sebuah keputusan besar dikumandangkan secara akbar di seluruh selasar nusantara. Keputusan yang akan menentukan masa depan keberlangsungan pendidikan mereka. Ya, hasil Ujian Nasional 2010.

Begitu antusiasnya para pelajar bangsa ini menanti hasil ujian mereka sampai-sampai dikabarkan oleh Antara, ratusan siswa SMA Negeri 1 Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon menyerbu Kantor Pos Sumber, Senin sekitar pukul 10.00 WIB sebab tidak sabar ingin mengetahui hasil ujian nasional (UN)1. Mereka menghadang petugas pos yang akan mengirimkan surat pemberitahuan pengumuman yang rencananya akan dibagikan ke rumah siswa masing-masing. Bahkan di Samarinda, menurut berita Antara, sebanyak 300 polisi dari berbagai satuan di Poltabes Samarinda, Kalimantan Timur, dikerahkan tidak hanya untuk mengawal pengumuman hasil ujian nasional, tetapi demi alasan pengamanan agar pengumuman UN di Samarinda berjalan lancar, tertib dan aman2.

REAKSI YANG TERJADI

Ada guratan-guratan cemas yang menjadikan mendung di wajah anak-anak bangsa itu. Dari Tarakan misalnya, ditemui Tribunkaltim.co.id., Hasriyani mengungkap kesedihannya ketika membuka lembaran pengumuman tersebut, ia dinyatakan harus mengulang kembali ujian Mei nanti. Ia menangis tanpa perlu aba-aba. "Yah Allah kenapa bisa seperti ini padahal setiap hari aku belajar, dan setiap hari aku berdoa kepadamu. Kenapa aku bisa mengulang lagi," ujarnya diiringi airmata3.

Bahkan Desi salah satu pelajar jurusan IPA di MAN, terlihat syok saat membuka lembaran pengumuman kelulusannya. Gadis berusia 17 tahun itu sontak menangis sambil menjerit. "Mama aku tidak mau mengulang. Mama aku mau mati saja. Pokoknya mau mati saja daripada harus mengulang," teriaknya sembari di peluk mama tercinta4. Ah, pilu hati ini.

Lain halnya bagi mereka yang didaulat lulus. Tentu sudah tak terkatakan bahagia yang dirasa. Sebut saja Irfansyah, siswa SMAN 2 Bandarlampung. Ia berujar, seperti yang dilansir oleh media ANTARA News di Bandarlampung, "Saya merasa sangat bersyukur karena satu tahapan hidup saya sudah selesai. Sekarang tinggal memikirkan langkah ke depan.” Ada cerah di wajahnya, secerah harapannya mencoba ikut ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia5. Semoga berhasil, nak.

HASIL YANG DIDAPATI

Tak menjadi sangkalan ketika hasil UN 2010 ini digemakan masih ada saja pihak-pihak yang tidak puas dan merasa menjadi korban. Lulus dan tidak lulus menjadi sebuah harga mati yang tak bisa ditawar. Aah…andai boleh berkata andai: andai saya memiliki argumen yang juga berharga mati untuk menolak adanya UN, yang seolah menyingkirkan proses pembelajaran selama 3 tahun itu. Sebab, seperti yang diungkap oleh pakar pendidikan dari Unesa, Martadi MSN, “Hasil unas dipakai untuk masuk perguruan tinggi.”

Satu hal yang kemudian juga perlu dihayati yakni UN bukan menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pendidikan. Wali Kota Surabaya, Bambang D.H. seperti yang dikutip Jawa Pos menambahkan, "Itu hanya salah satu indikator keberhasilan.”6 Namun nyatanya saya masih seorang pendidik awam yang saat ini hanya baru bisa berusaha membuat siswa-siswa saya nyaman belajar di kelas dan tidak merasa ‘menderita’ sebab keberadaan saya.

Dari Jakarta, Metrotvnews.com mengabarkan hasil ujian nasional (UN) sekitar 12.583 siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta tahun ajaran (TA) 2009/2010 yang tidak lulus hampir 10 persen, tepatnya sekitar 9,4% dari jumlah siswa yang ikut ujian akhir total 133.866 peserta. Sebanyak 90,6% peserta lainnya dinyatakan lulus7.

Lain halnya di Denpasar dikutip dari berita ANTARA, tingkat ketidaklulusan Ujian Nasional 2010 untuk siswa SMA/SMK di Bali hanya 2,75 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan persentase provinsi lainnya di Indonesia. Dari 25.562 siswa yang mengikuti ujian, 702 orang diputuskan mengikuti ujian ulang Mei nanti8. Selain menempati posisi wilayah yang persentase ketidaklulusannya paling rendah, provinsi Bali didaulat sebagai pencapai nilai rata-rata UN tertinggi dari 34 provinsi di Indonesia yaitu sebesar 8,089.

Ada haru yang mengiringi jejak kenaikan persentase kelulusan tahun ini, ada sedikit pilu yang mengikuti penurunan persentase ketidaklulusan di berbagai daerah. Naik dan turunnya persentase kelulusan seharusnya tidak berhenti pada kata puas dan kurang puas semata, melainkan hendaknya menjadi bahan renungan untuk semua pihak. Aah..membaca beberapa hasil UN dari berbagai penjuru daerah dimana angin dari sumber yang sama berhembus, membuat saya merasa perlu memancangkan kembali hati di jalur ini. Saya ingin ada untuk mereka, menjadi salah satu pihak yang ikut mengantarkan siswa-siswa saya ke kesuksesannya.

SOLUSI Di 10-15 MEI NANTI

Ketidaklulusan untuk sebagian pihak mungkin bukan celaka, tapi bagi mereka yang merasakannya itu adalah malapetaka. Banyak duga yang disinyalir sebagai faktor ketidaklulusan siswa. "Ada kemungkinan turunnya persentase kelulusan ujian nasional (UN) tahun ini akibat siswa terpengaruh bocoran jawaban yang beredar di kalangan peserta menjelang pelaksanaan ujian," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Suyamsih, yang dilansir berita Antara di Sleman beberapa waktu lalu10.

Siapakah yang patut menjadi sasaran kesalahan sebab adanya bocoran itu??

Ah…sudahlah, masih banyak hal pokok dan lebih penting ketimbang mencari pelaku macam itu. Berbagai upaya dilakukan beberapa pihak khususnya pihak sekolah untuk mengantisipasi ketidaklulusan siswa-siswanya yang tidak hanya soal perbaikan akademik tetapi juga sisi psikis yang banyak menyerang siswa.

Solusi ditawarkan oleh SMAN 55 di daerah Duren Tiga contohnya, yang menyelenggarakan ‘Klinik Pembelajaran’, yakni semacam kegiatan pembelajaran intensif yang ditujukan bagi siswa-siswa yang belum lulus. Tujuannya yakni mempersiapkan ke-29 siswa agar berhasil melewati ujian nasional ulangan yang dimulai 10 Mei mendatang11.

"Pendekatan kepada siswa bukan hanya akademis, melainkan juga non-akademis. Misalnya, (pendekatan) secara personal dan psikologis karena dia mengalami stres. Jangan malah dimarahi," ujar Pono Fadlulah, Kepala SMAN 68, Salemba, Jakarta Pusat, yang ditemui KOMPAS Senin lalu12. Sebab menurutnya lagi masalah ketidaklulusan itu bukan hanya salah siswa dan gurunya. Ada banyak faktor. Dengan tertunda kelulusannya ini saja siswa sudah punya beban psikologis berat.

Dan bagi mereka yang lulus, Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto mengharapkan, perlu introspeksi diri sebab masih ada studi lain untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi13. Beliau mengingatkan bahwa masih ada teman-teman sesama pelajar yang belum lulus, dan memerlukan suntikan motivasi yang lebih sehingga bisa kembali ceria menjalani intensif untuk perbaikan UN sekitar tanggal 10-15 Mei mendatang.

Ah…banyak ekspresi di hari bersejarah itu yang bisa ditangkap dan diabadikan tidak hanya oleh kamera-kamera canggih, melainkan oleh kedua mata dan hati ini. Betapa rona cemas, lantunan doa dan harap, gelak tawa bahkan dentuman syukur serta hujatan disertai airmata melarut sempurna tanpa bias. Namun di sudut-sudut hati kami para pendidik, dua hal yang berseberangan, tawa-duka, sedih-bahagia, lulus-mengulang, di hari itu menjadi satu moment yang mendilemakan bathin dan benak. Secuil harap yang terus mendzikir di lisan-lisan kami, semoga tahun depan hanya ada satu emosi yang bisa dipilih: BAHAGIA. Hanya ada satu kata untuk semua: LULUS.

Meski untuk itu kami, para pendidik, harus merogoh waktu lebih banyak, berkutat lebih giat dalam membelajarkan siswa-siswa kami, memutar otak lebih sering mencari ‘jalan halal’ demi meluluskan putera-puteri bangsa dengan kebanggaan yang tiada bisa berbalas nilai. Sebab di tangan mereka, kelak kedaulatan Indonesia digenggam.

Selamat hari pendidikan. Semoga wajah sendu dalam dunia pendidikan bangsa kita bisa berganti tawa dengan sejuta kemajuan sehingga bisa mendudukan Indonesia pada bilangan belahan dunia kedua, bukan lagi ketiga.


*Untuk bangsa tercinta beserta isinya...

Sumber Bacaan:

1 (http://www.antara.co.id/berita/1272281290/ratusan-siswa-peserta-un-serbu-kantor-pos)

2 (http://www.antara.co.id/berita/1272283484/polisi-kawal-pengumuman-un)

3 dan 4 (http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/55506)

5 (http://www.antara.co.id/berita/1272261433/ribuan-siswa-sma-bandarlampung-rayakan-kelulusan)

6 (http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=130547)

7 (http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/04/26/16286/Siswa-SMA/SMK-di-Jakarta-hampir-10-Persen-tidak-Lulus-)

8 (http://www.antara.co.id/berita/1272262318/di-bali-tidak-lulus-un-hanya-2-75-persen)

9 (http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=62625)

10 (http://www.antara.co.id/berita/1272283238/bocoran-un-biang-keladi-ketidaklulusan)

11 (http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/04/26/brk,20100426-243221,id.html)

12 (http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/26/16433759/Pendekatan.Psikologis.Siswa.Tak.Lulus-5)

13 (http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=62625)

Saturday, April 24, 2010

Menghargai Kenegatifan Diri?? *thinking then...*

Adalah dia seorang Adi, lengkapnya Aghniadi, siswa SMA kelas XI SMAN 5 Bandung yang pintar dan punya banyak kelebihan. Jagonya eksak, debat, bahkan menulis dan membuat puisi. Rasanya tak berlebihan jika saya memuji Adi. Hampir seluruh tulisan yang digoreskannya di note2 FB atau di situs pribadinya http://pelajarparuhwaktu.wordpress.com/ membuat saya terpaku sekaligus terpukau.

Untuk remaja seumurannya, dia memiliki kedewasaan dalam memandang sesuatu, tapi ga kolot, bahasanya jg ga berat, paslah sama karakter anak muda yang gaol, hehe...Hadduuhh makin bangga aja deh pernah kenal dengan sosok lelaki remaja berkacamata itu. Seperti hari ini, ga sengaja saya buka blognya, dan menjatuhkan pilihan pada catatan Adi yang berjudul MEMANUSIAKAN MANUSIA. Berikut isi lengkapnya. And i suggest to u to read this one...

***

Published: March 30, 2010 / 20:16

Category: Thoughts

Tags: antitesis, limit, manusia, matematika, negatif, positif, sempurna

-MEMANUSIAKAN MANUSIA-


Tadi siang, pelajaran matematika lagi ngebahas limit.

Ya, masalah tak hingga, mendekati, fungsi, juga positif dan negatif (dan ya, dari pelajaran eksak macam ini cuma informasi linguistik yang gue tangkap. Huh.)

Dari pembahasan selama 90 menit tadi, cuma ada dua kata yang terngiang-ngiang terus di kepala gue. Positif, dan negatif. Karena nampaknya dua hal itu lagi berhubungan erat banget sama gue.

Setiap hal diciptakan masing-masing punya antitesis. Salah dan benar. Gelap dan terang. Hitam dan putih. Positif dan negatif. Dua hal yang ada karena satu sama lain, dan tidak saling menihilkan. Dunia bisa membentuk sesuatu yang benar karena melihat pernah ada kesalahan terjadi. Terang bisa membuat sesuatu yang besar melekatkan bayangan gelap dibaliknya. Hitam adalah rupa final setelah semua warna dikonsentrasikan, dimana putih adalah awal dimana warna didispersikan.

Kausa dan efek yang ironisnya bergumul dalam waktu yang abadi.

Seperti manusia. Manusia adalah tempat dimana pergumulan abadi itu ada, sisi positif dan negatif. Dimana keduanya ada secara bersamaan. Nggak heran manusia itu makhluk yang rapuh. Diombang-ambing dua hal kontras.

Manusia mengejar kesempurnaan. Manusia adalah utopis, berharap tempat dan kondisi dimana segalanya sempurna, berjalan selaras.

Maka buat gue, menjadi manusia yang sempurna, dan menjalani hidup yang sempurna pula, bukan berarti berjalan di dunia tanpa cacat. Menjadi sempurna adalah karena kita mempunyai kedua sisi kontras itu, positif dan negatif, bukannya berpikir salah satunya yang baik untuk kita.

Gue, dan semua orang di luar sana adalah gabungan positif dan negatif. Dan jelas nggak mungkin positif dinegatifkan, begitupun sebaliknya. Jadi hiduplah juga dengan kenegatifan kita.

Itulah mengapa kita disebut manusia.

Dan menghargai semua kenegatifan kita (kesalahan, kegagalan, kesialan) juga manusiawi.

P.S: Strongly influenced by Samuel Mulia & Joko Anwar, two of the most creative person I’ve ever known.

http://pelajarparuhwaktu.wordpress.com/2010/03/30/memanusiakan-manusia-3/

***

Banyak catatan2 kecil yang muncul dalam benak saya sesaat setelah membaca tulisan Adi. Menghargai kenegatifan diri yang sudah sepaket Tuhan ciptakan di setiap diri kita ini memang perlu, agar kita sadar bahwa sebab kenegatifan diri itulah yang menyempurnakan predikat kita sebagai manusia. Namun kita dikasih pilihan sm Tuhan, mau membuat kenegatifan itu jadi lebih negatif atau menjadikan kenegatifan itu lebih positif (sebab pada dasarnya kita ga bisa menghilangkan sisi negatif diri kita) dan bisa mendatangkan kebaikan ga hanya buat diri sendiri tapi juga buat org lain.

Selebihnya...saya benar2 terpaku dan terpukau. Thx Adi...

Friday, April 23, 2010

GELIAT ANAK BANGSA MENUJU PENDIDIKAN SEMESTA


Indonesia Berprestasi



Orang yang berpendidikan selalu bisa menyelesaikan masalahnyaHj. Maqbul, Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Yang penting punya penghasilan, pendidikan itu penting kalau ada koneksiHj. Sarbini, Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Dua pernyataan yang saya ingat ketika menyaksikan film nasional bertajuk Alangkah Lucunya (Negeri Ini) besutan sutradara kawakan Deddy Mizwar. Sesaat saya tertawa, sembari berpikir, tentunya kedua haji tersebut tidak serta merta mengeluarkan kalimat sakti mereka tentang pandangannya terhadap pendidikan. Sangat diakui bahwa permasalahan pendidikan cukup krusial dan memiliki porsi yang seharusnya lebih besar untuk diselesaikan. Kita tidak bisa tidak acuh dengan kenyataan banyaknya pendapat bahwa antara yang tidak berpendidikan dan yang berpendidikan itu sama saja: sama-sama sulit mencari kerja.

Seperti argumen salah seorang anak jalanan pada sebuah forum diskusi:

“Untuk apa sekolah? Paling hanya untuk mendapatkan selembar kertas (ijasah –red). Untuk apa ijasah? Untuk bisa dapat kerja? Ga ada jaminan kalo sekolah bisa kerja. Lulusan-lulusan terkenal aja bisa nganggur, belum lagi ijasah yang bisa dibeli. Mendingan juga langsung kerja, umur ga sia-sia, terus dapat duit juga.”1

Tapi kemudian, pertanyaan saya dalam benak, apakah pendidikan hanya sebatas untuk mencari kerja?

PENDIDIKAN DAN FAKTA YANG MENGELILINGI

Tidak bisa menutup mata jika pendidikan di Indonesia masih belum semaju pendidikan di negara-negara lain, bahkan di negara-negara serumpun. Laporan Monitoring Global yang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO tahun 2005, posisi Indonesia berada pada nomor 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik, posisi pertama diraih oleh Thailand. Sementara menurut hasil survei World Competitiveness Year Book tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menduduki posisi 53.2 Dan info terakhir mengenai kualitas pendidikan Indonesia seperti yang dituturkan Jusuf Kalla, Indonesia berada di urutan 160 dunia dan urutan 16 di Asia.3 Namun kenyataan tersebut bukan menjadi alasan bagi kita untuk menghujat pendidikan di negara ini sekarat. Melainkan sebagai lonceng keras bahkan cambukan kuat untuk kita memicu diri ikut membantu membangunkan pendidikan negara kita yang masih tertidur lelap.

Lalu permasalahannya dimana? Mungkin pertanyaan itu mampir di benak siapa saja yang melihat kondisi pendidikan di negara kita. Dan saya jadi teringat jawaban seorang dosen salah satu universitas di Surabaya ketika ditanya soal tersebut.

Jika Anda bertanya tentang letak masalah pendidikan Indonesia, maka sama halnya Anda bertanya dimanakah letak sudut sebuah bolaProf. Sunarto, UNESA

PENDIDIKAN DAN DEDIKASI

Katakanlah Indonesia masih tertinggal dalam hal mutu pendidikan. Katakanlah kualitas sarana fisik masih rendah sehingga sulit mengoptimalkan kemampuan siswa. katakanlah keadaan guru yang belum berada pada level rata-rata profesionalisme menjalankan tugas. Katakanlah kesejahteraan guru pun masih belum ideal. Katakanlah pencapaian prestasi anak-anak Indonesia di mata internasional masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan (tingkat penguasaan materi bacaan soal-soal Fisika dan Matematika hanya 30% ). Katakanlah kesempatan pendidikan yang belum merata sebab biaya pendidikan yang mencekik leher dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan berfinansial lebih.4 Katakanlah masih adanya budaya katrol mengatrol nilai bahkan membentuk tim sukses ketika ujian nasional.5 Katakanlah Indonesia memiliki kebiasaan berganti kurikulum seiring dengan bergantinya menteri.6

Lalu salah siapa terjadi demikian?

Tak penting rasanya mencari siapa yang patut dipersalahkan, sebab bagai meluruskan benang yang kusut, sementara kekurangmajuan pendidikan kita masih terus melarut dalam senyawa kehidupan, tidak hanya di tingkat Asia melainkan di seluruh dunia.

Hal bijak yang bisa dilakukan saat ini adalah berkaca pada diri sendiri lalu melihat posisi kita, entah sebagai pendidik, pengambil keputusan lembaga pendidikan, pengamat pendidikan, orangtua, masyarakat umum biasa, bahkan sebagai diri siswa itu sendiri, tetap harus memiliki andil dalam kemajuan dunia pendidikan Indonesia, sekecil apapun itu. Sebab kita ada untuk membuat pendidikan jadi tak lebih rumit, syukur-syukur menjadi salah satu pandu yang mengangkatnya ke permukaan dunia. Sebab kita hadir tidak semata-mata menjadi penggembira melainkan pioneer yang menggerakkan pendidikan negara dari keterdiamannya. Sudah saatnya anak-anak bangsa menjadi sorotan semesta, bukan lagi penonton yang hanya bertepuk tangan dan tertawa di pinggir arena.

PENDIDIKAN DAN INOVASI

Mengutip pernyataan di sebuah ulasan tentang pendidikan terbaik di dunia, Finlandia, yaitu Education is a factor for competitiveness.7 Saya yakin semua bangsa sependapat dengan hal tersebut, termasuk Indonesia. Kita tak perlu merasa bersusah hati sebab belum mampu mengungguli banyak negara soal pendidikan. Yang perlu dilakukan adalah tetap berusaha membuat masyarakat sekitar pada umumnya dan generasi-generasi bangsa khususnya, percaya bahwa pendidikan merupakan alat untuk memajukan diri dan negeri ini. Terbukti sudah banyak inovasi yang dilancarkan demi menaikkan kualitas pendidikan kita. Pemerintah dan semua elemen masyarakat sedikit banyak telah menawarkan solusi dalam upaya pengentasan problema pelik ini.

Mulai dari sertifikasi guru8 yang diniati untuk meningkatkan kesejahteraan pendidik yang kemudian diharapkan berdampak pada kinerja di lapangan: menjadi lebih berenergi dan bersemangat membantu siswa menggali ilmu yang ada dan mengembangkan potensi diri siswa. Dana BOS yang tahun ini mengalami kenaikan sebagai upaya memenuhi anggaran pendidikan 20 persen dalam APBN9 sehingga bisa sedikit-sedikit membantu ketidakmampuan siswa soal pembiayaan sekolah.

Lalu penelitian-penelitian tentang metode/strategi/pendekatan/model pembelajaran dari para sarjana, master, dan doktor bahkan profesor di bidang pendidikan yang tujuannya agar pembelajaran yang dilakukan siswa lebih efektif, efisien, tepat sasaran dan sesuai instruksi pengajaran. Dan yang cukup menarik akhir-akhir ini yaitu paradigma baru pendidikan yang mulai beralih dari teacher center menjadi student center, dimana siswa tidak hanya diberi keleluasaan untuk mengontruksi dan menemukan pengetahuannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator, melainkan siswa juga dibantu oleh para pendidik mengoptimalkan seluruh kemampuannya, baik gaya belajar, kecenderungan kecerdasan ganda, tingkat perkembangan kognitif sampai kepribadian (termasuk IQ, EQ, SQ).

PENDIDIKAN DAN HATI

Tugas guru tidak hanya mengajarkan ilmu pasti atau ilmu sosial, melainkan untuk mendidik siswanya sehingga memiliki tanggungjawab dan mengarahkan mereka menjadi manusia yang berbudi luhur. Inilah dua tugas guru yang tidak mudah. Sebab mereka para guru harus mampu membentuk karakter dan mencerdaskan anak didiknya. Jadi profesi guru itu bukan hanya sekedar pelampiasan atau jalan alternative mencari nafkah. Ada tugas besar disana. Dimana hanya orang-orang yang punya komitmen tegar yang mampu bersabar di jalan itu.

Sepertinya kita perlu belajar pada guru-guru Finlandia.

Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.10

Dan kini wajah pendidikan kita sudah mulai ‘ramah’. Maraknya kasus yang melibatkan emosi bahkan menghadirkan polisi dalam ranah pendidikan ternyata cukup membuat sebagian pendidik berpikir bahwa dunia telah berubah, karakteristik anak-anak yang lahir pun telah jauh berbeda. Perlu ada penyesuaian dalam pengajaran. Dan ‘mendidik dengan hati’ diyakini menjadi salah satu teknik penting yang harus diikutkan dalam interaksi guru-siswa. Sudah saatnya iklim pendidikan kita menyemaikan situasi yang dapat menyuburkan spirit mendidik dengan hati. Belakangan buku-buku bertema ini mulai bermunculan di pasaran, sebut saja salah satunya karya yang dilahirkan oleh seorang Doni Ronnie M berjudul Seni Mengajar Dengan Hati.11

PENDIDIKAN DAN TUJUAN TERTINGGI

Jika ditanya apa pendidikan sebenarnya, maka jawabannya bisa berupa-rupa. Namun idealnya tetap mengacu pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.12

Wah, ideal sekali ya. Tapi bagi saya pribadi pendidikan bukan hanya sekedar untuk mencari kerja semata. Ada tugas yang lebih bermakna dari itu. Pendidikan merupakan alat untuk menciptakan, memajukan sekaligus menjaga peradaban manusia. Dan generasi bangsa ini perlu mengecap pendidikan sebab di tangan mereka keberlangsungan dan eksistensi negeri Indonesia Raya Tercinta ini dipertaruhkan. Di pundak2 mereka tanggungjawab, amanah, tugas perkembangan dan kesejahteraan tanah kaya ini digenggam.

Lalu akan dibawakah kemanakah pendidikan Indonesia ini? Yang lebih baik pastilah. Dan menuju kesana dibutuhkan cara-cara baik pula. Tak cukup hanya niat, meski dengan kekuatan terbatas, harus tetap melakukan perubahan. Perlu tekad yang tidak hanya bulat, tapi juga kuat dan terintegritas satu sama lain. Yah, semoga dengan kontribusi kita, sesederhana apapun itu, bisa memberikan sedikit binar pada gemintang pendidikan anak bangsa.

***

SUMBER BACAAN:

1. (http://www.sonermax.com/showthread.php?t=74)

2. (http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/24/pendidikan-indonesia-ranking-109-malaysia-61/)

3. (http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/24/kualitas-pendidikan-indonesia-urutan-ke-160-dunia/)

4. (http://ganis.student.umm.ac.id/2010/01/26/mahalnya-biaya-sekulah-di-masa-sekarang/#more-3)

5. (http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/24/pendidikan-indonesia-ranking-109-malaysia-61/)

6.(http://km.itb.ac.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=80:pendidikan-di-indonesia&catid=63:diskusi-isu-pendidikan&Itemid=109)

7. (http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/25/education-system-of-finlandia/)

8. (http://edukasi.kompas.com/read/2009/09/28/20192588/Dinas.Pendidikan.Perlu.Fokus.pada.Penataan.Guru)

9.(http://www.news.id.finroll.com/news/14-berita-terkini/49660-____depdiknas-buat-terobosan-di-bidang-pendidikan____.pdf)

10. (http://t4belajar.wordpress.com/2009/04/24/negara-dengan-kualitas-pendidikan-terbaik-di-dunia/)

11. (http://www.danironniem.com/2009/06/buku-seni-mengajar-dengan-isi.html).

12. (http://duniapendidikan.wordpress.com/2008/01/28/kepribadian-pendidikan-indonesia/#more-15)

Thursday, April 22, 2010

KOMPETIBLOG Indonesia Berprestasi

Hmm...ada lagi neeh sasaran buat mengasah kemampuan menulis: menyeimbangkan logika dan rasa. Temanya tentang "Pendidikan Indonesia: mau dibawa kemana??", sebagai org pendidikan dan berpendidikan (halaahhh iyah gitu? ya ngarep mode: on ga dilarang kan, hehe) sepertinya perlu menuangkan ide di kepala ini dalam kompetisi itu. Hmm yaa meskipun mungkin ga bisa membawa perubahan yg banyak buat kondisi pendidikan Indonesia yg masih saja bermuram durja, tp seengganya bs memotivasi diri sendiri untuk berbuat lebih baik lagi soal mengajar dan mendidik anak bangsa. That's the important one...

Sebab di tangan generasi penerus itulah keberlangsungan dan eksistensi negeri Indonesia Raya Tercinta ini dipertaruhkan. Di pundak2 merekalah nantinya tanggungjawab, amanah, tugas perkembangan dan kesejahteraan tanah kaya ini digenggam. Dan untuk menjalankan itu semua, apakah bs tanpa melibatkan pendidikan?? Apa mungkin berbicara di kancah dunia demi memajukan bangsa ini tidak dengan pendidikan??

Silakan dipikirkan jawabannya ya hehe...Kunjungi juga situs Indonesia Bersatu untuk informasi lebih lanjut.