RSS Feed

Wednesday, January 27, 2010

Joke

Based on Boswell’s Journal for 31st May, 1764 (Joseph A. Galiian: Contemporary Abstract Algebra)

Let me laugh first before I tell you this ‘pikasurieun’ joke, wkwkwkwk, ok enough, check out it then…

***

-Man1-

I went this far with him, “Sir, allow me to ask you one question. If the Church should say to you, ‘two and three make ten,’ what would you do??”

-Man2-

“Sir,” said he, “I should believe it, and I should count like this: one, two, three, four, ten.”

-Man1-

&^%$#@? I was now fully satisfied.

***

Hahaha…aya2 wae iihh ieu joke teh, hadduuhh dassaarr Gallian…bissaaa ajjaa, hmm lumayanlah bacaan ringan di tengah2 kegalauan (halaah kamana atuh galauu…)

Friday, January 22, 2010

Sakit + Hati = Syukur

Note kali ini temanya sakit hati, yaa sakit hati karena apa ajalah…mau sakit hati sebab dikhianati, sakit hati karena kehilangan barang yg dicintai setengah mati, sakit hati sebab kata2 org lain yg setajam peniti, sakit hati liat org lain lebih sukses dari hari ke hari (iddiihh ini mah namanya ngiri kali yi hihihihi…), atau sakit hati karena sakit gigi (hih?? Emang ada ya?? Alm Meggy Z meureun…lebih baik sakit gigi daripada sakit hati…)

Actually this theme was starting from my friend nun jaoh di mato sano beberapo haro lalo (nah knp jadi ber-oo?? Ga penting) hmm…katanya gini, “hal tersulit apa yg dilakukan ketika sakit hati?” Jawabannya lalucu geura nya…


“Kalo eke kayanya sih susah buat nahan air mata kalo sakit hatinya gara2 diputusin pacar,” seorang teman melempar jawaban.

“Beuh…lamun ceuk urang mah nu hese nahan amarah euy, komo mun persib eleh, double eta nyeri hatena,” (terjemahan: beuh…kalo saya yg susah nahan amarah, apalagi kalo persib kalah, dua kali sakit hatinya) salah satu lelaki pendukung bobotoh mulai ga nyambung ngasih argumennya. But…okelah, udah include kok jawabannya: susah nahan amarah.

“Bagi gue yg susah itu nahan buat ga balas dendam, pren, biasanya kalo gue sakit hati ya gue bikin sakit hati lagi tuh org, biar dia ngerasain gmn ga enaknya sakit hati,” waduuh garang pisan kang...

“Nahan apa ya?? Aku sih sabar ajalah…tapi sebelum sabar biasanya aku ngabisin makanan apa yg ada di depanku…aku paling ga bisa nahan makan kalo lagi sutres,” gubrraakk!!

“Bikin rasa sakit itu jadi rasa syukur, itu yg kata Na susah mah,” denger jawaban saya, yg lain pada melongo. Haha…padahal saya ngaco lho. Tapi kemudian saya harus bertanggungjawab menjelaskan pada teman2 saya tentang pernyataan di atas barusan. Sambil berharap ketika itu, semoga mereka ga emosi baca kalimat yg pararanjang kaya yg di bawah ini nanti. Dan saya hanya bisa berkata, “Sabbaar ya teman2, salahnya sendiri minta penjelasan kan?? Hehe…”

Hal tersulit ketika sakit hati menurut saya adalah membuat rasa sakit itu menjadi sebuah jalan untuk bersyukur. Kenapa coba sulit?? Kalo menurut saya mah sebab ada pertentangan disana. Sebab sisi diri yg satu yg merasa sakit hati melawan sebelah sisi yg lain yg tak menginginkan sakit hati terjadi. Terlebih jika sisi diri itu punya alasan kuat kenapa sakit hati.

Tapi kemudian saya bersyukur pernah atau sedang merasakan sakit hati…(teman2 saya kembali melongo, saya aneh katanya, masa sakit hati disyukurin?) Ahh biarpun dikatakan aneh, sebab saya punya alasan kenapa saya harus bersyukur.

Sebab dari rasa sakit itu saya berusaha untuk tidak membuat org lain jadi sakit hati karena keberadaan saya.
Dari rasa sakit itu saya lebih menata sikap saya supaya bisa lebih menghadirkan tawa bukan luka.
Dari rasa sakit itu saya semakin melafadzkan istighfar pada Tuhan atas semua tingkah saya yg mungkin membuat org lain sakit hati sehingga kemudian Tuhan mencicipkan rasa itu pada saya.
Dari rasa sakit itu saya lebih menjaga lisan saya untuk tidak mengeluarkan kata2 berbahaya, sebab kata2 adalah doa, sebab doa org terdzalimi didengar Tuhan di ArsyNYA sana.
Dari rasa sakit itu saya mencoba memaknai arti memaafkan dan dimaafkan.
Dari rasa sakit itu saya dilatih mengalihkan awan negatif di atas kepala saya dan mengubahnya menjadi butiran2 makna yg menyejukkan udara.
Dari rasa sakit itu saya jadi semakin tahu ternyata banyak celah dalam diri manusia yg dengan mudah dimasuki syaithon dan saudara2nya.
Dari rasa sakit itu saya diingatkan bahwa ini hanya sementara sebab bajaj pasti berlalu…(jadi inget lagu Chrisye, “Bajaaaaj pasti berlaaaluuu…” *Rina is singing*)

Intinya ya, hmm…rasa sakit membuat saya sadar bahwa saya belum pintar dan masih harus banyak belajar. Bahwa marah apalagi dendam justru akan membuat pahala sakit hati itu jadi berpendar. Bahwa seharusnya yg saya lakukan adalah ikhlas dan sabar. Bahwa Alloh telah mengatur ini dengan sangat2 benar. Bahwa sudah sepantasnya saya jalani ini dengan langkah tegar dan wajar. Bahwa semua rasa dalam hidup akan berputar, jika hari ini tertawa lebar, maka esok mungkin tangis yg jadi latar.

Meskipun sabar dan ikhlas kuncinya, tetep ya buat saya bukan hal yg mudah melakukan keduanya. Sebab 2 hal itu teh wilayah hati tingkat tinggi euy. Tapi yaa musti dipaksain, awal2 mungkin sulit ya, tapi kalo udah lama2 mah akan terbiasa juga da.

Sebab sebenarnya Alloh sudah melapangkan dada untuk kita.

“Bukankah Aku Alloh telah melapangkan untukmu dadamu?” (Q.S. Alam Nasyrah (94) ayat 1)

Sebab sabar adalah penolong untuk org2 iman, dan Alloh bersama org2 yg sabar.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah (2) ayat 153)
***

“Urang acan mere jawaban yeuh…mun urang mah nya teu nahan ateul euy...,” (terjemahan: saya belum kasih jawaban nih…kalo saya ya ga nahan gatal) salah seorang teman yg datang terlambat dalam forum mengungkapkan jawaban yg membuat saya dan teman2 lain bertanya2, “Gatal?” kok nyambung sih ya??

“Heu euh, ateul hayang ngabolgem jalemana!!” (terjemah: iya, gatal ingin meninju orgnya)

*&^%$#&@

Astaghfirulloh…

Ketika saya membutuhkan banyak sabar…sabaaarr datanglaaahh

Dream Box


I put my dreams in a box


So they’ll never spoil


Hidden from the sunlight
Underneath the soil

“You can never be too careful with a secret…”

As someone once said


“But, would it be safer to keep it locked up in your mind…”


Then I’ll keep all of my dreams sheltered in my mind…


***


Dedicated to everyone who trying to pursue his/her dream…


Acha acha fighting!! \^,^/


(naha siga indihe nya?? Acha acha…meregehese *sambil goyang2 kepala tea*)


Assiik nemu pic yg pas sama judulnya…alhamdulillah hehe

Prince of Heart

On one occasion (English class)…it was about ten years ago…

Ceritanya tiap pelajaran bahasa Inggris, sebelum memulai materi, dua pasang teman sebangku harus maju dan melakukan conversation singkat tentang apa saja, bebas. Bagi yg sudah punya persiapan mah oke2 saja, saat giliran namanya dipanggil ga akan ngerasa jadi masalah, secara udah punya catatan yg bisa dibaca kalau2 nanti di depan lupa sama dialognya. Lha, yg belum bikin?? Alamat, cilaka 12 lah. Hukuman menanti sepulang sekolah. My teacher gitu…ampun dah!!

And…We were on fire. Belum punya persiapan cuy, si teman sebangku saya juga sama. Ga biasanya pada lupa si kita ini, hehe ngeles, bukan lupa kali ya, penyakit M-nya tuh kambuh. Yasudlah cuma bisa merasakan cemas2 sambil berharap semoga diselamatkan untuk tidak dipanggil hari itu. Ngebut bikin aja gimana, ide teman sebangku saya. Hmm boljug tuh. Daripada ga bikin kan.


“Ok, now time for Rina and Lista to show their conversation in front of class. Please…”

Great. Perfect moment!! Baru geh mo ngebut bikin debut malah namanya udah disebut. *pandang2an sama teman sebangku*

“Adduh, Na, gimana?” Rona kecemasan tuh keliatan banget di wajah Lista. Si saya mau nampilin muka tenang juga percuma.

“Mo gimana lagi ceu, yaudahlah urang sikat sajah,” bisaaa si saya ngomong gitu, bari jeung ngadeg2.

1 menit pertama kami hanya menghadirkan keheningan. Sampai pada akhirnya teman saya membuka percakapan.

“Ok, tell me how does your prince of heart look likes??”

I was surprised at that moment. Hah?? Prince of heart?? How does he look likes?? OMG!! Aya2 wae pertanyaan teh iih…*membatin dalam hati, aduuh kenapa pertanyaan macam ini sih yg jadi ilham??*

“Are you kidding me?? What a fool question!!” Spontan jawab gitu teh. *sambil menaikkan alis, seolah berkata pada teman saya itu, “kok pertanyaan kaya gitu?? Ganti2 ah!!”*

She looked unsatisfied. Then she sulked to me like a child. “Oh come on…just answer my question!!”

Eeh dia malah nambahin pake gesture segala. Dia pikir ini area teater apa ya pake nambahin acting?? Hmmffh…don’t understand to her, kenapa juga sih ide pertanyaannya kaya gitu, ga yg berkelas dikit nape ye, such as what interesting book ever you read kek, ato apalah yg bisa menaikkan kredibilitas. Pake berakting manja2 gitu pula. Jijjaayy…

“That’s private you know!!” Padahal mah bingung mau jawab apa, belum ada wahyu.

“Even to me??” She looked shock. *acting lagi*

“Oke oke…I’ll tell you. But you have to promise me, no more question after this!” *buat ngimbangin dia, saya akhirnya acting juga deh…*

“Promise!” Katanya sambil ngengir. *halah acting juga…*

“I don’t know exactly how my prince of heart look likes does. Hmm the important thing is he must be able to play a guitar. And ride a vespa. Done.” *sambil ga ngerti tea apa yg diomongin, ga tau bener ga tau ngga, nu penting nyarios waelah…*

“Playing a guitar?? Oh…sounds interesting…like a penjamen (pengamen –red).”

Saya melongo juga tuh dengar istilah ‘penjamen’, belakangan baru diketahui maksudnya ‘pengamen’ yg dia ga tau istilah bhs Inggrisnya, jadi logatnya yg di-Inggris2-in. Hahaha…ga hanya saya yg ketawa, sekelas terbahak2 juga ternyata, including my beloved teacher itu.

Then…

“Nice, so natural!! Oke class…give applause…”

Plok…plok…plok…

Hah?? Udahan ya?? Cuma segitu aja?? Yaaa…belum ada ending-nya masa di cut seeh?? *halah gaya padahal tadi awal2 paranas tiris…*

Huff…alhamdulillah, finally…

“Jadi bener tukang ngamen??” Tanya Lista polos.

?*^&$#@(*&^ *pake nanya lagi…*

***

GJ banget ga sih cerita di atas??

Emmbeeerrr…

Hehe…wae ah sekali2 bikin GJ.

Dan dari sejak saat itu, kalau ditanya bagaimana kriteria pangeran idaman seorang saya?? Jawabnya ga lain dan ga bukan: yg bisa main gitar dan naik vespa…haha

Teman : “Sampe sekarang, Na? Seriusan?”

Saya : “Hehe…menurut lo??” (pengennya mah nge-iya-in itu, tapi…aahhh be more realistic ajah kali ya…itu mah sideline)

***

Ketika tulisan lama terungkap…Satria Bergitar?? Bang Oma atuh nya?? Ter…laa…luu…wkwkwkwk

Cerita paruh waktu di tengah kecemasan ujian abstrak…God help me…

Tuesday, January 12, 2010

Perfect Moment

Hmm…perfect!!

Really like this moment. Kelar ujian. Udah nyampe kosan. Eehh…turunlah hujan. Alhamdulillah…kamar juga lagi adem2nya ini. Buku2 udah pada rapi di tempatnya masing2. Ga ada ceritanya daku pake tidur2 lagi di lantai sebab buku2nya yg naik jabatan tidur di kasur, hehe…*ngeles, bilang aja saking malesnya beresin buku.

Harusnya saat2 begini teh jadi saat2 yg sempurna banget buat baca buku di kasur sambil tidur2an. Selimutan. Nanti yg ada malah jadinya ketiduran. Haha…tapi sayang beribu sayang, daku lagi dihantam ketidaknyamanan. Sakit gigi, bo!!

OMG!!


Selama hampir 20 tahun ga pernah sakit gigi, sekarang ngerasain lagi. Tapi ini bukan sakit gigi karena berlubang2 kaya waktu umur 5 tahun dulu, ini nih my 29th teeth muncul…numbuh gigi bo eke…wkwkwk...ada lucunya tapi sayang ga bisa ketawa lebar2, paling mangap juga sekitar 0,5 cm (halah ga ada kerjaan pake diitung), nyut2an teu puguh euy…gatel juga, pengen digaruk jadinya, mikir pake apa juga ngegaruknya, hehe aneehh…

Sambil ngerasain nyut2annya si gigi yg mau hadir itu ditemenin sama lagunya D’Massive feat Kevin Aprilio, Rindu Setengah Mati, tuh ga nyambung kan?? Lagu kemana, yg dirasain sama si hati juga kemana. Benar2 dua arah yg berlawanan. Tapi ada kesamaannya sih: sakit. Yg satu sakit gigi, yg satu sakt menahan rindu. Halah…persamaan yg dipaksakan yaa…haha

Tapi 1 hal positif yg akhirnya daku temukan dari sakit gigi ini. Puasa ngomong. Daripada ngerutuk2 ga jelas atau ngeluh2 yg bikin sakitnya ga ilang, mending adem ayem dulu aja kali ye. Yaah meski orang2 di sekitar ngeliatnya rada aneh, na diem?? Ga mungkin, kecuali kalo emang lagi sakit. Nah ketauan deh sekarang, kalo diem pasti lagi something trouble sama kesehatan. Dulu2 migrain, tapi waktu sakit kepala sebelah itu masih bisa celoteh ini itu, masih sempet yg ngejoke juga. Tapi inih…nyeri waos, harruuhh…ga kuku mau mangapnya juga…jadi yasudlah, being silence for a while…

Hmm ada baiknya juga sih jadi diem sementara ini, jadi bisa dengerin orang2 ngomong, kan biasanya mereka tuh yg jadi pendengar setia daku, hehe…guys, sekarang daku merasakan apa yg kalian rasakan ketika daku ngacoblak ga kenal lelah…jadi malu sendiri. Ternyata daku cerewet pisan yaa…hmm belakangan jadi berpikir mengurangi kecerewetan. Tapi kemudian ditolak sama temen2, alasannya, “teu rame mun kamu cicing mah, na” (kitu lah kurang lebih dalam Sunda-nya).

So far, bener2 feel lucky deh, pokonya mah being grateful person, sebab Alloh masih kasih kesempatan daku buat diam sejenak, meski diemnya karena sakit gigi, tapi it did work bikin daku jadi mikir sesaat tentang sesuatu. Bahwa terkadang daku bisa nemuin momen yg indah banget ketika daku lagi berada dalam cobaan/musibah, macam sakit gigi ini. Intinya hmm dinikmati aja kali ya. Insya Alloh, Tuhan tuh kasih suatu kejadian bukan tanpa alasan. Dan alasan Tuhan kasih sakit gigi ini buat daku biar daku belajar buat mendengar, ga hanya jadi orang yg berkoar2 (beuh…ayaamm kali ah daku berkoar…).

And…welcome my 29th teeth…thank you Rabb for this priceless moment You gave to me…

11 January 2010

Friday, January 08, 2010

Sekata

Dermaga…

Melaju pada pelabuhanmu sama saja dengan menabrakkan kapal yg kunahkodai ke gunung es yg menjulang kokoh di hadapanku tanpa daya, tanpa usaha, tanpa merasa perlu berupaya. Kemudian lantak berkeping tak menyisa.


Dan tak kusadari betapa bukan itu yg kuperlu. Aku tak butuh kehancuran untuk menjadi sadar bahwa bukan padamu aku menuju.

Benar, bahwa aku hanya punya bahasa untuk mengurai arti ‘dirimu’ dalam sebuah frasa. Tapi sayangnya bahasamu tanpa aksara, tanpa bisa dimakna dalam sekali baca. Sementara yg baru bisa kucerna hanya mengeja. Lalu bagaimanakah yg disimpan kata akan sampai pada maknanya??

Pun ketika tanya meruah menjadi retorika, tetap tak mampu mengubahmu dalam sekata. 1 kata yg hanya ingin aku bahasakan, padamu saja, dengan sangat sederhana: cinta.

***

Untuk ‘dirimu’ yg tak lagi mampu kutuju…melainkan atas ijin Tuhanmu…

Wednesday, January 06, 2010

Suatu Pagi di Suatu Hari dalam Hidupku

Pagi hari adalah gairah.
Simbol kehendak.
Juga kesegaran di awal waktunya.

Bagi orang-orang beriman, pagi adalah inspirasi cinta, atas dasar iman itu. Maka pagi tak sekedar sepotong waktu, tapi juga dasar filosofi hidup: filosofi bergegas. Pagi selalu datang dalam sekejap. Ia hanya memberi waktu dan kesempatan dalam detik-detik awalnya. Orang-orang harus berlomba, sedikit saja terlewatkan, sesungguhnya ia telah kehilangan kesempatan. Seperti itu pula kehidupan itu sendiri. Selalu ada kompetisi, persaingan, bahkan perebutan kesempatan. Orang-orang yang hidup dengan semangat dan filosofi pagi sangat memahami bahwa persaingan menuju kehidupan ini diawali dari detik pertama kita menginginkan apa yang kita mau, bahkan sebelum kesempatannya datang.


Karena itu bergegas seperti pagi, adalah kebutuhan siapa saja. Memahami filosofi pagi dalam kehidupan merupakan kebutuhan setiap mukmin. Sebab hidup adalah perebutan. Siapa terlambat tak akan mendapat.

Spirit pagi juga menjelaskan bahwa hidup harus dijalani dengan ketenangan sikap, kematangan sudut pandang. Tetapi pada saat yang sama, ia memberi efek yang sangat jauh. Seperti efek bayang-bayang pagi yang selalu lebih panjang di banding bayang-bayang siang. Bahkan bayang-bayang sore, sangat jarang bisa hadir secerah pagi.

Tak ada yang seramah pagi. Dalam heningnya ia menenangkan, dalam segarnya ia menggairahkan, dalam hangatnya ia menggerakkan. Jika pagi menyapa di suatu hari. Maka, sambutlah. Lalu jadilah seorang mukmin yang senantiasa punya gairah untuk bergegas.


Suatu pagi di suatu hari di suatu fase hidupku

For My Little Prince



Untuk pangeran kecilku…

Bunda menunggumu
Sangat tidak sabar menanti tibanya waktu
Ketika suara tangismu memecah kesunyian hari yg semu
Sungguh wajah mungilmu mampu mengubah warna dunia kami, tak lagi abu2 atau kelabu
Tapi bertambah merah, kuning, hijau, ungu, dan biru
Lalu adakah rasa yg lebih hebat dari itu selain syukur yg tak jemu pada penciptamu??

*sigh*

Tak ada kata yg mampu
Selain, Alhamdulillah padaMU, Tuhanku…

-persembahan spesial buat para bunda, termasuk saya, yg tak sabar menanti tibanya seorang dia-

Nothing Happens by Chance

That’s the old quote which really catches on me. Well…meski kadang kalo nemu sesuatu yg kebetulan teh masih suka yg ngerasa weird2 gimanaa gitu, but that’s all fact, bukan sesuatu yg unreal. Kemudian saya jadi bertanya2 sendiri, ini teh kebetulan doang, or ada somethin’ behind it ya??

Hmm…dipikir2, emang ga ada yg kebetulan juga, secara Alloh teh udah ngatur sesuatu dengan sebaik2nya, tanpa cela, and everything happens for a reason. Cuma ya itu, sometimes kita ga ngerti apa ya yg ada di balik kejadian yg kita alami itu.

Pertandakah?? Peringatankah?? Ato apa yah?? Aahh…yg jelas mah, semua itu teh sesuatu yg bisa diambil pelajaran or hikmahnya, biar kita2 teh makin lihai di kehidupan yg kita jalani ini. Hahaii…so mature bgt sih si saya teh…

Back to the main discuss…hmm sebenarnya ada pengalaman 2 org teman yg asli bikin saya ternganga, ga percaya, try to denying it but didn’t work at all. Once more time ini fakta bukan rekayasa manusia. Nih saya ceritakan ya…

Once upon a time…there were two charming young people with their enthusiasm of life…(hahaha beginning-nya udah kaya fairy tale ajah)

***
-negeri di utara bumi, jam4 pagi waktu setempat, 25 Desember-

Malam natal, saat kebanyakan penduduk negeri merayakannya, ia dan beberapa mahasiswa pendatang lainnya diundang ke salah satu rumah warga Indonesia yg bermukim disana untuk dinner, sambil silaturahim juga sepertinya, mumpung besoknya juga libur.

Selesai dinner, berbincang2 agak lama menghabiskan malam, kemudian beberapa fellows memutuskan untuk istirahat. Tapi ia merasa matanya tak jua bisa terpejam. Akhirnya memutuskan untuk online, di sebuah sofa di salah satu ruangan hunian tersebut, sambil merasakan dinginnya winter yg belum juga mereda.

***
-tanah di timur katulistiwa, jam11 siang lebih sekian menit, 25 Desember-

Libur natal kali ini ia memutuskan untuk tidak pulang ke kota halaman. Meskipun ada cuti bersama, tapi 4 hari dirasa tak cukup untuk bersantai2 dirumah bersama keluarga, selain perjalanan pulang yg cukup panjang, tugas2 pun masih perlu ia prioritaskan. Jadi…she decided to keep staying ajah kali yaa…

Cashier: ini kembaliannya mba, dan ini nomor undian yg bisa ditukar dengan barang di stand depan, terimakasih sudah berkunjung…

She: oh iya mba, makasih

Sambil membawa belanjaan ia kemudian mengamati kupon undiannya, bertuliskan 8 digit nomor yg alamaak banyak kali…bisa2 lumutan kalo gue tunggu, batinnya. Tapi lalu ia memutuskan menunggu sejenak, buat seru2anlah, di kosan juga hanya bengong2 aja.

Akhirnya, ia membuka leptop, menunggu waktu sambil browsing. Aktifkan YM dan menulis di status: 123030**…banyaak sangaadd

***
-both of them met by chance-

Tiba2…

He- : Eh..eh..

She : yaa

He- : Itu nomer ap bu?

She : yg mana?

He- : Yg d status

She : owh no undian tuh, beuh nunggunya berapa lama yak?? cabbe daah

He- : Terus?

She : terus?? kaya tukang parkir aja pa, ga terus menerus

He- : Impossible !!!

She : kok impossible??

He- : Ga mungkin itu nomer ujian..

She : lho sapa bilang no ujian, coba dibaca lagi tuh atasnya
sekali lg, itu nomor UNDIAN bukan ujian

He- : No...no...

She : ada yg salahkah??

He- : Impossible...

She : kok impossible seeh?? meneketehe yaa, org dapet di struk belanjanya segitu kok

He- : Coba tulis nomerny bu. Biar sy jelasin..

She : 123030** jelasin?? emang perlu penjelasan kah?? u made me confuse sir

He- : Angka itu ad di kampus gajah duduk.

She : terus??

He- : Angka 1 di awal itu..Maksudny s1
Angka 2 itu fakultas ilmu kebumian..
3 itu teknik geofisika..

She : wait wait, maksudnya??

He- : 03 itu nunjukan angkatan..

She : owh owh i see, semcam nomer mahasiswa gitu??

He- : Dan 0** itu nomor urut mahasiswa..Itu nomer induk mahasìswa sy..

She : hah?? jadii?? kok iso sih??

He- : Itu lah..Sy ga pcy jg
Hehe..Itu NIM sy..

She : walah walah...daku sampe tanya sebelahku iki supaya liatin nomornya
khawatir salah, ini bukan salah daku lho pa, sory dory mory

He- : Haha..bukan bgitu bu..Cuma heran aj..What a strange..Kok bisa ya?...
ibu pula yg dpet..Pas d tulis dstatus pula..Pas sy ol pula..
Pdhl ini jam4 pagi..hehe..

***
OMG!!

That was the only word yg bisa saya keluarkan saat mendengar cerita itu. Ga ada yg lain. Pernah saya melontarkan tanya, “Kok bisa yaa?? Knp perempuan itu?? Knp jg harus lelaki yg itu?? Knp mereka coba?? Apakah ini a sign buat mereka?? It seems weird and unbelievable.” Ga logic gitu ya. Tapi kemudian satu hal dari sekian banyak hal yg bisa saya lihat maknanya adalah, bahwa terkadang manusia tak mampu menebak logika.

Kemudian saya berpikir, sangat salah rasanya jika saya sudah menganggap diri saya ini paham tentang logika. Sebab saya menyadari ada hal2 yg tak mampu dilogikakan. Ada variabel2 tak terukur yg berperan disana. Sejago apapun seseorang soal logika matematika, saya yakin, suatu saat dia akan menemui satu titik dimana logika manusia tak akan mampu mengalahkan logika pencipta logika itu sendiri. Sebab ada banyak hal yg tidak kita ketahui yg Alloh ciptakan. But HE knows what HE did.

“Alloh menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya…” (An Nahl (16), 8)


Aahh Tuhan…semakin saya menundukkan kepala ini padaMU atas apa2 yg tak saya ketahui tapi masih saja saya merasa tahu dan saya berlindung dari kesombongan macam itu. Untuk semua yg tak saya pahami, tapi saya percaya bahwa KAU meng-ada-kan setiap kejadian agar saya bisa lebih banyak belajar mempertajam rasa dan mengasah nalar.

Terima kasih, terima kasih Tuhan...