RSS Feed

Sunday, March 14, 2010

5 Cewek Nafil...(Learn To Be Wise)

Suatu sore di teras rumah dengan kolam ikan di hadapannya, terjadilah sebuah dialog ringan antara ibu dan anak lelakinya yg ketika itu duduk di kelas 5 SD.

Nafil: Mah, di kelasku ada 5 orang cewek, semuanya suka sama aku, nah tinggal aku yg bingung mau pilih yg mana, soalnya semuanya punya kelebihan dan kekurangan…(lalu si anak menjelaskan satu persatu teman2 perempuannya yg –katanya- naksir dia itu

1. Sintia, dia cantik, bisa main musik, ya nyeimbanginlah sama kemampuan musik aku, tapi dia ga pinter2 amat, Mah…
2. Lika, hmm dia pinter sih, cantik juga, tapi dia cuma bisa nyanyi doang, ga bisa main musik, dia juga lebih tinggi dari aku, wah kaya adeknya Mah kalo aku jalan sm dia…
3. Jihan, ini nih jagonya piano Mah, gitar juga dia oke, tapi dia biasa aja Mah wajahnya dan ga pinter2 juga…
4. Bla…bla…(dia menjelaskan sampai yg ke 5)



Ibunya khidmat menyermati setiap kata yg dilontarkan anaknya itu, layaknya berhadapan dengan orang dewasa pada umumnya. Tak pernah terlintas berpikir, “alaaahh anak kecil ini, jd pura2 dengerin aja kali ya…,” ga sama sekali. Sesaat saya menerka2 jawaban apa yg akan diberikan si Ibu pada anak lelaki yg saat itu tengah menopang dagu menunggu kalimat si Ibu.

“Aduh, kamu ya, anak kecil, ga usah pacar2an, belajar aja dulu yg bener,” ini dugaan saya yg pertama.

“Masih bau kencur aja pacar2an, ga boleh!!” hmm ini bisa juga jd alternatif jawaban.

“Kalo kamu pacaran, mama gantung nanti…kakinya!!” haha jawaban aneh, tapi who knows ya??

Hmm…apalagi ya kira2 jawaban yg mungkin?? Kayanya mah ga jauh2 dari itu. Intinya penolakan dan larangan secara terang2an. Anak SD gitu lho pacar2an, plis deh! Tapi sesaat setelah mendengar jawaban si Ibu, saya jadi ngahuleung alias termangu. Takjub aja gitu ya sama ide si Ibu dalam memberitahu si anak kalo seusia2 segitu lebih baik berteman aja dulu yg banyak. Secara mereka masih terlalu muda juga buat hal2 yg demikian. Tapi bahasanya itu lho ya, ngga frontal bilang, “ngga boleh”, tapi menjelaskan dengan bahasa yg logis dan beralasan.

Saya jadi belajar sesuatu dari sana, bahwa sebenarnya membelajarkan anak2 berpikir dewasa memang harus sejak dini. Maksudnya berpikir dewasa disini mengajak mereka bersikap bahwa segala sesuatu itu pasti ada konsekuensinya, kalo ini maka begitu.

Saya juga diingatkan kalo anak2 itu jangan selalu dianggap anak2, yg pendapatnya kadang diabaikan, yg ketika berbicara kadang didengar setengah telinga, yg pertanyaannya kadang disepelakan kemudian ga dijawab. Sebab anak2 itu punya hak untuk didengar, untuk dikasih masukan, untuk diajak bicara. Dan bisa jadi disanalah awal dari pembentukan cara berpikirnya terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Let them learn from that moment.

Hahay…satu lagi ilmu buat persiapan jadi ibu. Bijak pada anak. Dan ini berlaku buat semua ibu lho, mulai dari ibu guru, ibu dosen, ibu pejabat, sampai ibu rumah tangga. Ga hanya ibu2 aja kali, bapak2, om2, kakek-nenek, kakak, semuanya berlaku etika ini.

Penasaran apa yg dijawab si Ibu itu?? Jreng…jreng…jawabannya adalaaaahh…(fitri tropica mode on…halah lebay…)

“Fil, kalo kamu pacaran, kamu rugi, soalnya deketnya cuma ke satu orang aja. Kalo kamu deket sm cewek lain nanti pacar kamu cemburu, ga enak lho dicemburuin, kamu jadi ga bebas. Coba kalo berteman, kan deketnya ke semuanya tuh, bebas mau ngobrol sama siapa juga. Itu kalo kata Mama.”

Nafil terdiam…sambil manggut2…”Bener juga ya, Mah.”

Dan...tetooottt...jawaban saya ga ada yg bener bo' :D

3 comments:

hahn said...

meni tak mau dikomenan ih

dunia rina okta said...

maksutnya?? ngacung pa, ga mudeng...bukannya ga mau dikomen, tp settingan blognya yg daku masih ga tau, jd yaaa seadanya aja...tengkyu udah mampir :)

lelaki_semesta said...

wah bagus2 nih, persiapan jd bunda yg bijak dan mau mendengarkan anak...nice :)

Post a Comment